Friday, January 22, 2010

Belajar dari Gaza

Bismillahirahmanirahim...

Tatkala ini jiwa terasa penat memenuhi tuntutan urusan dunia yang mengunung, terkadang alpa dengan urusan akhirat yang kekal selamanya...Alhamdulillah, diberi kesempatan oleh ALLAH menghadiri usrah semalam..meskipun sederhana pengisian namun insya ALLAH diharap mampu sampai ke dasar hati dan terbit bersama peribadi...

Seorang sahabat menyampaikan isu semasa berkenaan dengan Bencana Gempa Bumi di Haiti...Nau'zubillah min zalik..Sebagai orang Islam , bagaimana kita perspektif kita dalam memahami dan mengambil pengajaran dari peristiwa ini?...Itu persoalannya..Dan 2 jawapan yang pasti:

  • ~ sebagai balasan daripada ALLAH kerana kejahilan manusia
  • ~sebagai ujian bagi orang yang beriman bagi menguji kesabaran meraka
Sesunguhnya, kita percaya ia merupakan kaffaratul zhunub (penghapus dosa) dan bukan sebagai bencana yang mampu meragut akidah ataupun semangat kita untuk terus hidup...

Kita selalu mengeluh akan payahnya mencari ilmu, penatnya mencari nafkah, sukarnya taat dan banyak lagi alasan yang kita cipta untuk menunjukkan lesunya hidup...Ya ALLAH...namun kita tidak melihat hikmah disebaliknya, dan sebagai insan kerdil saya juga selalu tersungkur dalam mencari makna diri...

Ada respon dari sahabat mengata warga palestin juga ikut menyumbang dalam menyalurkan dana kemanusiaan di Haiti...si ibunya mengumpul makanan apa yang ada, si kecil mengorbankan anak patung kesayangannya kerana halusnya jiwa kemanusiaannya...Ya ALLAH...tapi di mana tahap kita berbanding mereka dengan kehidupan yang aman makmur dan kononnya lebih membangun?...Sanggupkah ibu di sini menggumpulkan makanan di rumahnya demi sedekah di jalan ALLAH, sanggupkan si kecil disini di ambil anak patungnya untuk disedekah kepada anak kecil yang malang di sebalik benua sana...sukar bukan...si ibu mungkin hanya diam, dan si kecil akan merengek lantang walaupun hanya sebentar dipisahkan dari teddy bear & barbie dollnya...

Bukan peristiwa di Haiti yang menarik perhatian saya, tetapi masyarakat Palestin, khususnya di Gaza itu sendiri..sejujurnya, saya tidak menjejaki kisah palestin dari A-Z, namun setiap kali kisah perjuangan masyarakat terpapar di muka tabloid, hati saya hiba...cemburu...Ya ALLAH, engkau permudahkan mereka untuk mati syahid di jalan~MU...

Membaca Berita Harian Online 23 Jan 2010, hari ini, menjadikan jiwa saya benar-benar tersentuh dengan semangat juang warga Gaza...Malu juga rasanya, kerana selalu mengeluh dengan payahnya hidup sebagai pelajar perubatan, penatnya ke hospital setiap hari, lelahnya menghadap kitab perubatan, malasnya melayan karenah pesakit...jika dibandingkan dengan warga Gaza yang bergembira dengan kehidupan mereka , walaupun esok totally tidak pasti bagi mereka...Disini saya sertakan sedikit ulasan ketua ketua konvoi Malaysia, Matthias Chang

Gaza, katanya, adalah kisah keberanian, semangat, iltizam dan perpaduan rakyat. Ia bukan layar kepada kisah dendam kesumat, kekecewaan dan benci walaupun siang dan malamnya diisi deruman enjin pesawat pejuang Israel, pengeboman dan pembunuhan. Semua ciri itu menyumbang kepada kekuatan warga Gaza, biarpun musuh dianggap begitu kuat dan mendapat sokongan negara kuasa besar, wilayah itu sehingga kini gagal ditawan. Biarpun dikhianati dari dalam, dipencilkan negara jiran yang sebangsa dan seagama atau dilabel pengganas, Gaza tetap mempertahankan daulat dan warganya meneruskan hidup penuh bermaruah.

Kenapa kita tidak memilih hidup bermaruah seperti warga Gaza, dan memilih kekecewaan akan hari ini...Ya ALLAH, mantapkan semangat kami ,Ya ALLAH...kami rapuh, dan bantulah kami teguh...

"Hasbunallahu wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'man nasir"
"Cukuplah ALLAh menjadi penolong kami, sebaik-baik pelindung & pembantu"

Belajarlah dari Gaza, sesungguhnya mereka menjadikan ALLAH itu sebaik-baik tempat kembali mereka, tanpa rasa gerun dengan musuh yang menjadikan nyawa dan akidah mereka umpama mainan...


sumber: Berita Harian http://www.bharian.com.my/Current_News/BH/Sunday/Bmdua/20100117100409/Article




Saturday, January 2, 2010

Tudung labuh vs tudung bawal...

Bismilahirahmanirahim...

"Aku tak suka lah dia orang tudung labuh kat cne." kata H. Sahabat saya sejak dari matrik labuan.

"kamu x suka saya jugak ka?" . saya membalas. Sengaja ingin menduga respon dari sahabat yang lama saya yang baru saya temui ini.

"bukan lah kau bah. Aku dak suka diaorang kat cne sebab selalu sama team tudung labuh dia orang ja". Sahabat ini membalas dengan beremosi.

Saya hanya mampu tersenyum. Anak jati sabah di depan saya ini masih seperti dahulu, sangat beremosi...tapi kebaikannya tetap seperti dulu...setiap kali saya diundang olehnya, layanannya memang high class.

Saya meneliti diri sahabat saya. Kakinya sudah berstoking. Alhamdulillah...

Kata-kata sahabat saya ini memang ada benarnya. Saya bersyukur walaupun menggunakan tudung pendek semasa mula menjejak kaki di kolej perubatan, kakak-kakak yang bertudung labuh tidak memandang saya jelek. Malah dilayannya saya seperti adik-adik yang lain, yang lebih manis bertudung labuh berbanding saya. Jiwa saya terisi dengan usrah, nasihat dan perhatiaan dari mereka.

KENAPA BERTUDUNG LABUH?
Sejujurnya, pada mula perkenalan saya dengan mereka yang bertudung labuh, saya merasakan mereka itu muslimah yang anggun...manis dan terjaga...sehingga saya menyimpan niat untuk bertudung labuh, namun hati saya masih merasakan tidak layak...

Seorang sahabat pernah berkata,"Bila kita pakai tudung labuh, kita rasa terjaga, nak buat maksiat, teringat kita sekarang bertudung labuh...ingat kat ALLAH...nak bergurau senda ngan budak lelaki pun x berani".

Namun bukan tudung labuh yang meleraikan hijab antara saya dan sang Pencipta, tetapi sahabat-sahabat yang dijadikan ALLAH pengantara itu yang membuka jalan terang kepada saya untuk menerima hidayah ALLAH...

Saya tidak pernah merasa sebahagia ini,
saya tidak pernah merasa takut seperti ini,

saya tidak pernah hiba seperti ini,
namun setelah mengenali~Mu , Ya ALLAH,
jiwa ini bergetar dalam syahdu,
jiwa ini meratap dalam kerinduaan,
jiwa ini terkulai dalam kecintaan...

Saya amat rindukan perasaan itu. Saat mula-mula merasa hidayah ALLAH. Namun sekarang jiwa ini terasa di uji, masih ikhlaskah diriku, Ya ALLAH?

Setelah benar-benar merasa jiwa saya tunduk kepada~Nya..barulah muncul keberaniaan untuk memakai tudung labuh... Bagaimana penerimaan keluargaku? sahabat-sahabat lamaku? kaum kerabatku?...Ya ALLAH kuatkanlah jiwaku.

Alhamdulillah zaman getir saya semasa proses perubahan telah berlalu...dari free hair semasa di depan sepupu, sekarang bertudung...hairan juga mereka, sampai ada yang berkata," x panas ka pake tudung?"...saya hanya tersenyum, apa yang perlu saya balas, adakah ini, "api neraka tu panas lagi". Namun jiwa dididik oleh kata-kata Ustazah Meri, dakwah itu perlu hikmah..saya takut jiwa mereka jadi jauh sekiranya saya membalas sedemikian, apa yang termampu, doakan lah mereka. Sekarang mereka menerima perubahan diri saya.

Tudung labuh vs tudung bawal atau sewaktu dengannya bukanlah pengukur iman didada. Ada juga yang bertudung labuh, namun akhlaknya tidak terjaga...namun ada yang tidak bertudung, sifatnya lebih baik...ALLAH mengaturkan sesuatu diluar pengetahuaan kita. Ini bukan permasalah tudung labuh atau tidak. Ini permasalah jiwa. Jiwa perlu dijaga, yang mudah rapuh dek hentaman arus zaman yang menggila, yang mudah leka dengan kemilau kemegahan dunia...

Tudung labuh atau tidak...yang pasti aurat itu WAJIB DITUTUP DENGAN SEMPURNA.No compromise.


Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…” (Surah ke-24 an-Nur, ayat 31)


Kepada yang telah tekad bertudung labuh, janganlah ditanggalkan, sungguh ramai yang ingin bertudung labuh, mahu tapi malu...ini pendapat seorang penulis di blog beliau -http://muzir.wordpress.com/2009/11/14/muslimah-dan-tudung-labuh/#more-1210

"Percayalah, cara berpakaian sedikit sebanyak boleh mengawal diri dari kita melampaui batas. Dengan bertudung labuh, pasti akan ada setitik penyedar. Kita ingat siapa kita. Kita tak mahu diri terfitnah. Kita tak mahu agama terfitnah.

Janganlah dibuang tudung labuh itu dari tubuh kalian. Kalian nampak ayu dan sopan bertudung labuh. Kalian menimbulkan rasa ingin beragama di kalangan sebahagian manusia. Samada lelaki atau wanita, rasa beragama tiba-tiba datang tatkala kalian muncul. Yang paling penting ialah berpakaian seperti itu jika betul niatnya dan caranya, kalian akan diredhai ALLAH."

Ini cabaran yang perlu dihadapi yang bertudung labuh, anda telah nekad, maka anda berusaha mempertahankan.kerana akan tiba satu fasa yang anda akan digelar kolot, terlalu menutup, tatkala itu anda perlu kuat.. Bagi sahabat yang menyimpan hasrat bertudung labuh, teliti dahulu , selidik dahulu, amati dahulu...saat anda tekad, saat itu juga anda mulakan langkah, takut nanti perasaan itu akan hilang jika dibiar menanti waktu...

LAYAKKAH MEREKA?
"selalunya kita orang ikut giliran bagi pengisian masa usrah, ukhti. Sahabat yang tidak bertudung labuh pun bagi pengisian...Alhamdulillah dia orang boleh". Hanya sekadar berkongsi fenomena usrah di tempat saya.

"Erm..tak takut ke, kalau mereka sampaikan sesuatu yang tidak tepat." sahabat ini teragak membagi jawapan.

Saya membisu. Tidak terkeluar jawapan.

Pertemuan sebentar dengan sahabat ini membuka mata saya , fenomena tudung labuh hanya berkawan dengan tudung labuh ini memang terjadi. Layakkah peringatan mereka kita ambil, kerana hanya sekadar mereka tidak bertudung labuh?...

Saya bukan membela tidak bertudung labuh atau mengaibkan yang bertudung labuh...saya sendiri, diberi peluang menggunakan tudung labuh setelah tidak bertudung...perasaan orang yang tidak bertudung labuh hanya difahami oleh orang yang pernah mengalaminya...Jika penerimaan anggota usrah hanya dikalangan bertudung labuh, kita merasakan kita telah cukup mengtarbiah?... Setiap individu punya potensi masing-masing. Saya suka dengar kisah Umar Al-Khattab...dari orang yang amat keras menentang islam, apabila memeluk islam , beliau menggunakan sifat keberaniaannya yang sejak dari sebelum memeluk islam untuk mengdaulatkan islam...Seorang yang berpotensi dalam sesuatu hal, boleh mengendalikan sesuatu amanah walaupun tidak berkait dengan aktiviti surau, apabila jiwanya mula berubah dan mendekat dengan ALLAH, potensinya itu akan dimanfaatkan untuk agama...masakkan orang yang rajin sebelum mendapat hidayah, menjadi malas setelah mendapatkannya...

"Don't judge a book by its cover. Try to read it first before you make a conclusion."

Ini hanya sekadar peringatan dan pengalaman yang dikongsi kepada sahabat untuk kita benar-benar mengenal diri kita..jangan mudah mengadili tanpa mengenali seseorang itu terlebih dahulu. Terutama mereka yang menjejak kaki ke medan dakwah, tudung labuh umpama kewajipan...namun janganlah kita lupa sahabat yang lain,janganlah berkumpul antara kalian sahaja, janganlah menyampaikan kepada yang anda kira menerima saja...cubalah...dengar pendapat yang lain, selami jiwa mereka ,tiupkan semangat mereka agar bara menjadi api supaya mereka merasa damai dalam beragama, sentiasa berteman dalam kedukaan dan jadikan mereka terasa dihargai...pesanan ini dari saya kerana saya juga mengalaminya...


Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP